Makalah Archaebacteria Eubacteria Bakteri Lengkap Gambar.Perkembangan penelitian selanjutnya diketahui bahwa organisame archaebateria memiliki sifat molekuler yang lebih mirip dengan eukariot. Pada tahun 1990 peneliti dari Universitas Illionis, Dr. carl Woese dan koleganya dapat membuktikan bahwa Archea memiliki perbedaan yang mendasar dengan bakteri eukaria. Sehingga dia memisahkan archaea ke dalam domain tersendiri yaitu archaea. Pemisahan ini berdasarkan pendekatan sekuen gen penyandi 16S rRNA yang bersifat universal bagi seluruh organisme. Atas dasar penelitiannya tersebut, Woese mengajukan bahwa kehidupan dibagi menjadi tiga domain, yaitu bacteria, eukaria, dan archaea (Weose et al, 1990)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan penelitian selanjutnya diketahui bahwa organisame archaebateria memiliki sifat molekuler yang lebih mirip dengan eukariot. Pada tahun 1990 peneliti dari Universitas Illionis, Dr. carl Woese dan koleganya dapat membuktikan bahwa Archea memiliki perbedaan yang mendasar dengan bakteri eukaria. Sehingga dia memisahkan archaea ke dalam domain tersendiri yaitu archaea. Pemisahan ini berdasarkan pendekatan sekuen gen penyandi 16S rRNA yang bersifat universal bagi seluruh organisme. Atas dasar penelitiannya tersebut, Woese mengajukan bahwa kehidupan dibagi menjadi tiga domain, yaitu bacteria, eukaria, dan archaea (Weose et al, 1990).
Beberapa anggota archaea diketahui merupakan organisme penghuni lingkungan paling ekstrim di bumi. Diantaranya, hidup di dekat kantung-kantung gas di dasar laut, sementara lainnya berada pada sumber mata air panas atau bahkan pada air dengan kadar garam/asam yang sangat tinggi. Beberapa archaea juga ditemukan pada saluran pencernaan sapi, rayap. Mereka juga dapat hidup pada lumpur di dasar laut tanpa oksigen sekalipun. Namun, saat ini telah ditemukan beberapa archaea yang juga hidup pada kondisi normal seperti bakteri kebanyakan.
Dalam kemajuan iptek seperti yang ada pada saat ini, menuntut manusia untuk bekerja lebih keras lagi. Didalam setiap pekerjaan sudah pasti terdapat resiko dari pekerjaan tersebut sehingga dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja ini di sebabkan oleh beberapa factor diantaranya adalah factor biologi, fisik, kimia, fisiologi dan psykologi. Sebagai contoh orang yang bekerja pada sektor peternakan atau pada sektor pekerjaan yang berkontak langsung dengan lingkungan. Lingkungan dimana mereka bekerja itu tidak selalu bersih dalam artian bebas dari sumber–sumber penyakit yang berupa virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing, kutu, bahkan hewan dan tumbuhan besarpun dapat menjadi sumber penyakit. Akan tetapi virus dan bakterilah yang menjadi penyebab utama penyakit dalam kerja, khususnya pekerjaan yang berkontak langsung dengan lingkungan.
Untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang diakibatkan oleh bakteri tidak hanya membutuhkan tindakan pengobatan saja tetapi juga diperlukan pengetahuan tentang itu bakteri bagaimana bakteri tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Archaebacteria dan Eubacteria (Bakteri)
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Archaebacteria dan Eubacteria (Bakteri)
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Archaebacteria
Arkea atau archaea (bahasa Yunani: αρχαία— "yang tua"), juga disebut arkeobakteri, merupakan satu divisi organisme hidup yang utama. Meskipun filogeni yang tepat masih tidak dapat dipastikan untuk kumpulan-kumpulan ini, Arkea, Eukariota, dan Bakteria merupakan kelas yang termasuk sistem tiga domain. Sama dengan bakteria, Arkea merupakan organisme yang tidak memiliki nukleus, oleh sebab itu, Arkea termasuk Prokariota. Awalnya, termasuk dalam kerajaan Monera. Arkea berhabitat di lingkungan kotor, tetapi ditemukan bahwa arkea terdapat di setiap tempat.
Pokok filogenetik berdasarkan data rRNA yang menunjukkan pemisahan bakteria, arkea, dan eukariota. Arkea ditemukan pada tahun 1977 oleh Carl Woese dan George Fox berdasarkan pemisahan dari prokariot yang lain dalam pohon filogentik rRNA 16S. Awalnya, kedua kumpulan ini adalah Arkeabakteria dan Eubakteria, dan dibagi dalam kingdom atau subkingdom yang diistilahkan oleh Woses dan Fox sebagai Urkingdom. Woese berpendapat bahawa Arkea pada dasarnya merupakan satu cabang hidupan yang berlainan. Ia kemudian memberi nama Arkea dan Bakteria untuk memperkuat pendapatnya, dan berpendapat bahwa Arkea merupakan bagian dari tiga domain.
Istilah biologi, Arkea, harus tidak dikelirukan dengan frasa geologi, eon Arkean, yang juga dikenal sebagai Era Arkeozoik. Istilah kedua ini merujuk kepada zaman primordium dalam sejarah bumi ketika Arkea dan Bakteria merupakan organisme bersel yang tunggal di bumi. Fosil-fosil ini kemungkinan merupakan fosil mikroba yang berasal dari 3,8 juta tahun yang lalu.
B. Ciri-ciri Archaebacteria
Archaebacteria memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Sel bersifat prokaryotik.
- Lipida pada membran sel bercabang.
- Tidak memiliki mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, dan lisosom.
- Habitat di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi, dan asam.
- Berukuran 0,1 um sampai 15 um, dan beberapa ada yang berbentuk filamen dengan panjang 200 m.
- Dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram.
Archaebacteria berukuran dari 0,1 um sampai 15 um, dan ada beberapa Archaebacteria yang berbentuk filamen mencapai panjang 200 m. Bentuk Archaebacteria bervariasi, seperti berbentuk bola, batang, spiral, cuping, dan empat persegi panjang. Bentuk-bentuk yang berbeda ini menunjukkan perbedaan tipe metabolismenya.
Pada prinsipnya habitat Archaebacteria di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi dan asam. Tetapi biasanya Archaebacteria dikelompokkan berdasarkan habitatnya, yaitu:
1. Halophiles, yaitu lingkungan yang berkadar garam tinggi.
2. Methanogens, yaitu lingkungan yang memproduksi methan. Ini dapat ditemukan pada usus binatang.
3. Thermophiles, yaitu lingkungan yang mempunyai suhu tinggi.
Dalam contoh konkrit kalian dapat menemukan Archaebacteria di gletser, asap hitam, tanah rawa, kotoran, air laut, tanah dan saluran pencernaan makanan pada binatang seperti ruminansia, dan rayap.
Terdapat juga pada saluran pencernaan makanan pada manusia. Walaupun demikian, Archaebacteria biasanya tidak berbahaya bagi organisme lainnya dan tidak satu pun dikenal sebagai penyebab penyakit.
C. Klasifikasi Protista
Arkhaebakteria banyak ditemukan hidup di lingkungan ekstrim seperti di sumber air panas, telaga garam, bahkan dalam saluran pencernaan hewan ruminansia (sapi, domba). Berdasarkan lingkungan yang ekstrim Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok :
1. Metanogen
Kelompok Archaebacteria ini bersifat anaerobik dan kemosintetik. Bakteri ini memperoleh makanan dengan mereduksi CO2 menggunakan H2 menjadi metana (CH4). Hidup di rawa-rawa dan danau yang kekurangan oksigen karena konsumsi mikroorganisme lain.
4H2 + CO2 ―→ CH4 + 2H2O
Metanogenik juga berperan dalam pembusukan sampah dan kotoran ternak. Metanogenik merupakan bakteri utama dalam pembentukan biogas atau gas metana. Beberapa bakteri metanogenik bersimbiosis dalam rumen herbivora dan hewan pengonsumsi selulosa lainnya.
Contoh :
· Lachnospira multiparus, organisme ini mampu menyederhanakan pectin
· Ruminococcus albus, organisme ini mampu menghidrolisis selulosa
· Succumonas amylotica, memiliki kemampuan menguraikan amilum.
· Methanococcus janashii, penghasil gas methane
2. Halofilik
Bakteri Halofilik (halo : garam, philis: suka) ini hidup pada lingkungan dengan kadar garam tinggi dan sebagian memerlukan kadar garam 10 kali lebih tinggi daripada air laut untuk dapat hidup. seperti di danau Great Salt (danau garam), Laut Mati, atau di dalam makanan yang bergaram. Beberapa bakteri halofilik dapat berfotosintesis dan memiliki zat warna yang disebut bacteriorodhopsin
3. Termofilik
Sesuai dengan namanya (thermo: panas, philis: suka), Archaebacteria ini hidup di tempat dengan suhu 60°C hingga 80°C. Beberapa bakteri termofilik mampu mengoksidasi sulfur, seperti Sulfolobus yang hidup di mata air sulfur. Bahkan, beberapa spesies mampu dengan suhu 105°C
Menurut Woese, Kandler dan Wheelis, 1990, Archaebacteria dibagi menjadi beberapa phylum, yaitu:
- Phylum Grenarchaeota
- Phylum Euryarchaeota
- Halobacteria
- Methanococci
- Methanophyri
- Archaeoglobi
- Thermococci
- Thermoplasmata
- Phylum Korarchaeota
- Phylum Nanoarchaeota
D. Peranan Protista
Arkae juga mempunyai peranan dalam kehidupan, diantaranya:
a. Menggunakan reaksi kimia yang digunakan untuk membuat materi organic dan reaksi kimai lainnya (umumnya menghasilkan gas metan dan sulfur dioksida).
b. Mengubah karbon dioksida dan hydrogen menjadi metan.
c. Gas metan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai biogas.
d. Mampu mengoksida sulfur.
e. Bakteri metanogen yang ada di Ruminansia (pemamah biak) dapat mencegah pectin (lachnospira multipharus), memecah amilum (succinomonas amylolytica), dan memecah selulosa (ruminococcus albus).
B. Eubacteria / Bakteri Sejati
Bakteri berasal dari kata bacterion atau bacterium yang berarti tongkat atau batang. Cabang Biologi yang mempelajari bakteri adalah bakteriologi.
1. Ciri-ciri :
- Uniseluler prokariotik
- Memiliki dinding sel yang tersusun atas peptidoglikan (gula dan protein)
- Ukuran tubuhnya sekitar 1 – 5 mikron
- Apabila berada di lingkungan yang kurang menguntungkan akan membentuk endospora
- Ada yang memiliki flagel dan ada juga yang tidak memiliki flagel
- Hidup kosmopolitan, artinya dapat hidup di segala tempat, misalnya di darat, udara, air, bahkan tubuh manusia
- Berkembang biak dengan cara membelah diri, konjugasi , transformasi dan transduksi (pemindahan sebagian materi genetik melalui perantara virus).
- Dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding sel membentuk Kapsul.
- Ada yang memiliki klorofil, ada pula yang tidak berklorofil
Fungsi kapsul adalah untuk perlindungan dari kekeringan.
Kapsul tersusun dari glikoprotein (protein dan glikogen)
2. Struktur Bakteri
Bagian-bagian bakteri adalah :
- Flagela, Berfungsi untuk bergerak
- Dinding sel,Fungsi untuk melindungi sel
- Membran sel,tersusun dari lemak dan protein, bersifat semipermiabel dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat keluar dan ke dalam sel
- Mesosom, merupakan penonjolan membran sel ke arah dalam atau sitoplasma dan berfungsi untuk menyediakan energi bagi bakteri
- Lembar fotosintetik, khusus dijumpai pada bakteri yang berfotosintesis. Berfungsi untuk fotosintesis
- Sitoplasma, sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme, tersusun dari koloid yang mengandung berbagai malekul organik seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, ribosom, DNA dan enzim-enzim.
- DNA, Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan materi genetik bakteri, merupakan zat pengontrol sintesis protein bakteri dan merupakanzat pembawa sifat.
- Plasmid, merupakan DNA nonkromosom sirkuler. Plasmid mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik, gen patogen.
- Ribosom, merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein
- Pili, beberapa bakteri memiliki pili, yaitu benang pendek yang berfungsi untuk alat pelekat dengan bakteri lain atau dengan bahan makanannya.
- Endospora
3. Reproduksi Bakteri
1. Reproduksi Aseksual :
bakteri melakukan pembelahan biner, yaitu pembelahan langsung tanpa melalui tahapan sepereti mitosis. Pembelahan ini berlangsung cepat, misalnya pada bakteri E. Coli setiap 20 menit membelah menjadi 2.
2. Reproduksi Seksual :
Bakteri belum dapat dibedakan jenis kelaminnya sehingga tidak dijumpai reproduksi seksual, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari bakteri satu ke bakteri lain tanpa membentuk zigot. Peristiwa ini disebut Paraseksual.
Ada 3 cara paraseksual, yaitu:
- Transformasi, yaitu pemindahan sedikit materi genetik (DNA) dari bakteri satu ke bakteri yang lain yang berdekatan. Proses transformasi dapat dilihat disini
2. Transduksi, yaitu pemindahan materi genetik dari bakteri satu ke bakteri yang lain melalui perantara bakteriofage
3. Konjugasi, yaitu pemindahan materi genetik (DNA) dari bakteri satu ke bakteri lain yang berdekatan secara langsung melalui jembatan sitoplasma. jembatan ini dibentuk oleh pili. Proses konjugasi dapat dilihat disini
4. Bentuk Bakteri
Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam, tetapi secara umum dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:
1.batang/silinder (basil)
2.bulat (kokus)
3.spiral (spirilum)
Batang
Basil tunggal (monobasil)
Contoh: Escherichia coli, Salmonella typhi, Lactobacillus
Diplobasil, bentuk batang bergandeng dua-dua
Contoh: Renibacterium
Streptobasil, bentuk batang bergandengan seperti rantai
Contoh: Azotobacter sp. , Bacillus anthracis
Bulat
Monokokus, bentuk bulat tunggal
Contoh: Neiserria gonorrhoea
Diplokokus, bentuk bulat bergandengan dua-dua
Contoh: Diplococcus pneumoniae
Streptokokus, bentuk bulat tersusun seperti rantai
Contoh: Streptococcus thermophilus
Stafilokokus, bentuk bulat tersusun bergerombol seperti buah anggur
Contoh: Staphylococcus aureus
Sarkina, bentuk bulat terdiri 8 sel yang tersusun seperti kubus
Contoh: Sarcina sp.
Spiral
Spiral, berupa lengkung lebih dari setengah lingkaran
Contoh: Spirillum minor
Koma (Vibrio), berupa lengkung kurang dari setengah lingkaran
Contoh: Vibrio comma
Spiroseta, berupa spiral yang halus dan lentur
Contoh: Treponema pallidum
I. PENGGOLONGAN BAKTERI
1. Berdasarkan Jumlah dan letak flagella
a. Monotrik, bakteri yang memiliki satu flagel pada salah satu ujung selnya
b. Lofotrik, bakteri yang memiliki beberapa flagella di salah satu ujung selnya
c. Amfitrik, bakteri yang memiliki flagella yang terletak di kedua ujung selnya
d. Peritrik, bakteri yang memiliki banyak flagella di seluruh permukaan tubuhnya
2. Berdasarkan cara mendapatkan makannnya, bakteri dibedakan menjadi:
a. Bakteri Autotrof,
yaitu bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik.
Berdasarkan sumber energi yang dipakai untuk membuat makanan sendiri, bakteri Autotrof dibagi 2, yaitu:
1. Bakteri Fotoautotrof,
yaitu bakteri yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk menghasilkan makanan. energi cahaya matahari ditangkapoleh klorofil yang berada di kloroplas
Contoh: bakteri hijau (bakteri klorofil), bakteri ungu (bakteri purpurin)
2. Bakteri kemoautotrof,
yaitu bakteri yang menggunakan senyawa kimia sebagai sumber energi untuk menghasilkan makanan. Senyawa kimia dipecah melalui reaksi kimia sehingga dihasilkan energi.
Contoh: bakteri nitrat (Nitrobacter), bakteri Nitrit (Nitrococcus)
b. Bakteri Heterotrof, yaitu bakteri yang tidsk mampu membuat makanannya sendiri.
Dibedakan menjadi:
- Bakteri parasit, yaitu bakteri yang memperoleh makanan dari makhluk hidup yang ditumpanginya (inangnya).
Bakteri parasit sering menyebabkan penyakit (bersifat patogen) pada inangnya.
Contoh: Micobacterium tuberculose(penyebab TBC)
2. Bakteri saprofit, yaitu bakteri yang memperoleh makanan dari makhluk hidup yang sudah mati.
Contoh: Escherichia coli
3. Berdasarkan kebutuhan oksigen
a. bakteri aerob, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi
Contoh: Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrobacter
b. bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi
Contoh: Micrococcus denitrificans
5. Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan bakteri berlangsung sangat cepat. Dalam kondidi normal, bakteri membelah diri menjadi dua setiap 20 menit. Catatan waktu demikian disebut sebagai waktu generasi. Hubungan antara jumlah bakteri dengan waktu pertumbuhannya dinyatakan dalam kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
- Fase lag (fase permulaan), merupakan fase bakteri beradaptasi di lingkungan baru
- Fase log / logaritma / eksponensial (fase pembiakan cepat), merupakan fase pertumbuhan mencapai maksimum. Pada fase ini terjadi peningkatan jumlah bakteri
- Fase stasioner (fase diperlambat),merupakan fase pertumbuhan mencapai titik nol, tidak terjadi penambahan jumlah bakteri
- Fase penurunan (fase kematian), Bakteri berhenti memperbanyak diri dan rata-rata kematian meningkat.
Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Suhu, Ketersediaan makanan, pH, Konsentrasi ion, oksigen, kelembaban, Zat kimia seperti antibiotik
6. Peranan Bakteri Bagi Kehidupan
Bakteri menguntungkan:
A. Bidang Pertanian, yaitu dapat meningkatkan
1. Bakteri Fiksasi nitrogen, yaitu bakteri yang mengikat nitrogen bebas (N2)
Contoh: Azotobacter, Clostridium pasteurianum, Rhodospirillum rubrum
Rhizobium leguminosae (bersimbiosis dengan akar tanaman polongan )
*bakteri fiksasi nitrigen bersifat aerob
2. Bakteri Nitrifikasi, yaitu bakteri yang membantu proses pembentukan senyawa nitrat dalam tanah.
Contoh: bakteri nitrit( Nitrosomonas dan Nitrosococcus )
Bakteri nitrat ( Nitrobacter )
*bakteri nitrifikasi bersifat aerob
B. Bidang Industri makanan dan minuman
Bakteri yang berguna dalam bid. Industri makanan dan minuman adalah bakteri fermentasi, contohnya:
- Streptococcus lactis, pembuatan keju
- Lactobacillus casei, pembuatan keju
- Lactobacillus bulgaricus, pembuatan yoghurt
- Streptococcus thermophilus, pembuatan yoghurt
- Acetobacter xylinum, pembuatan nata de coco
C. Bidang Farmasi
Pseudomonas denitrificans, menghasilkan vitamin B12
Streptomyces griceus, menghasilkan antibiotik streptomisin untuk memberantas penyakit TBC
Streptomyces aureofaciens, menghasilkan aureomisin
Streptomyces venezuelae, menghasilkan kloromisetin
Bacillus brevis, menghasilkan tirotrisin
D. Bakteri asam, yaitu bakteri yang menghasilkan asam. Contohnya:
Acetobacter aceti, Clostridium aceto-butylicum, Propionibacterium acueus
E. Bakteri pengurai, yaitu bakteri yang menguraikan sisa-sisa organisme menjadi senyawa organik dalam tanah. Contohnya Escherichia coli yang membantu pembusukan di usus tebal manusia dan juga berfungsi dalam pembentukan vitamin K yang berperan dalam proses pembekuan darah.
Bakteri merugikan :
A. bakteri patogen (menyebabkan penyakit)yang menyebabkan penyakit pada manusia, contohnya:
1. Mycobacterium tuberculosis, penyebab TBC
2. Mycobacterium leprae, penyebab lepra
3. Vibrio comma, penyebab kolera
4. Salmonella thyposa, penyebab tifus
5. Clostridium tetani, penyebab tetanus
6. Diplococcus pneumoniae, penyebab pneumonia
7. Neisseria gonorrhea, penyebab kencing nanah
8. Treponema pallidum, penyebab sifilis
Bakteri patogen yang menyebabkan penyakit pada hewan, contohnya:
- Mycobacterium bovis, penyebab penyakit pada lembu
- Bacillus anthracis, penyebab anthraks pada ternak
- Mycobacterium avium, penyebab penyakit pada unggas
Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan, contohnya:
- Pseudomonas cattleyae, penyebab penyakit pada anggrek
- Bacterium papaye, penyebab penyakit pada pepaya
- Pseudomonas solanacearum, penyebab penyakit pada pisang
- Bakteri perusak makanan dan penghasil racun yang sangat berbahaya, contohnya:
- Pseudomonas cocovenenans,menghasilkan racun asam bongkrek pada tempe bongkrek
- Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulin. Ditemukan pada makanan kaleng yang telah rusak.
- Leuconostoc mesenteroides menghasilkan lendir pada makanan
6. Cara Memerangi Bakteri
1. Preventif
Preventif (profiloksis) yaitu cara pencegahan dengan vaksinasi.Vaksinasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara memberikan vaksin, yaitu bakteri yang telah dilemahkan. Vaksin diinjeksikan ke dalam tubuh manusia atau hewan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Vaksin tersebut di dalam tubuh manusia atau hewan akan mendorong terbentuknya antibodi dalam darah. Jika suatu saat tubuh kemasukan bakteri aktif, bakteri tersebut akan dilawan atau dihambat oleh zat antibodi.
Beberapa vaksin yang telah ditemukan adalah sebagai berikut:
A. Vaksin BCG (Bacillus Calmet Guirine) untuk mencegah TBC (Tuberculosis)
B. Vaksin DPTP (Diphteri, Pertusis, Tetanus, Profiloksis) untuk mencegah penyakit difteri, batuk rejan, dan tetanus.
C. Vaksin TCD (Typhus, Cholera, Dysentrie) untuk mencegah penyakit tifus, kolera dan disentri.
D. Vaksin Kotipa, untuk mencegah kolera, tifus dan paratifus
2. Sterilisasi
Sterilisasi adalah pemusnahan semua bentuk kehidupan dalam makanan, misalnya dalam pengawetan makanan. Sterilisasi biasanya dilakukan dengan cara pemanasan pada suhu 1210C selama 15 menit dengan disertai tekanan. Biasanya dilakukan dalam autoklav atau dalam pressure cooker. Dengan sterilisasi, bakteri dan sporanya serta organisme lain akan mati.
3. Pasteurisasi
Pasterurisasi dilakukan untuk mensterilkan bahan yang tidak tahan panas tinggi dengan tujuan membunuh bakteri yang ada di dalamnya. Misalnya pengawetan air susu. Pasteurisasi akan mematikan bakteri patogen, tetapi bakteri nonpatogen tetap hidup sehingga makanan belum steril. Pasteurisasi dilakukan dengan pemanasan sampai 620C selama 30 menit atau 710C selama 15 menit.
4. Pengawetan makanan
Untuk mengatasi aktivitas bakteri yang merusak makanan serta menimbulkan racun, makanan perlu diawetkan. Pengawetan makanan dapat dilakukan secara tradisional, misalkan dengan pengeringan, pengasapan, pengasaman, pengasinan dan pemanisan. Pengawetan cara ini prinsipnya memberilak lingkungan yang tidak ideal untuk kehidupan bakteri. Dengan perlakuan ini kondisi larutan lingkungan luar bakteri lebih pekat sehingga dapat terjadi plasmolisis dan bakteri akan mati karena kekurangan air. Pengawetan makanan juga dapat dilakukan secara konvensional antara lain dengan sterilisasi, pasteurisasi, pembekuan, pendinginan, penggunaan bahan kimia serta dengan radiasi.
7. Cyanobacteria/Cyanophyta/ Ganggang Biru
Cyanobacteria termasuk dalam kelompok Eubacteria.
Cyanobacteria dikenal sebagai generasi perintis karena membentuk lapisan pada permukaan tanah gundul dan berperan penting dalam menambah materi organik ke dalam tanah.
Ciri-ciri:
- Inti tidak diselubungi oleh membran (bersifat prokariotuk)
- Memiliki klorofil
- Warna hijau biru disebabkan adanya pigmen karotenoid dan fikosianin. Kadang juga terdapat pegmen fikoeritrin
- ada yang uniseluler dan ada yang bersel banyak. Yang umiseluler ada yang soliter dan ada pula yang berkoloni. Sedangkan yang bersel banyak umumnya berbentuk benang (filamen).
- Ganggang yang berbentuk filamen mempunyai heterokist yaitu sel yang berbeda dengan sel yang lain, lebih tebal dan tidak memiliki inti.
- Kebanyakan memiliki kemampuan untuk melakukan fiksasi nitrogen (mengikat nitrogen dari atmosfer). proses fiksasi nitrogen terjadi di heterokist.
- Reproduksi dilakukan dengan pembelahan sel, fragmentasi dan pembentukan spora.
PERANAN :
- Sebagai sumber makanan alternatif protein tinggi, yaitu Spirulina
- Meningkatkan kesuburan tanah, yaitu ganggang yang mampu melakukan fiksasi nitrogen. Misalnya: Nostoc, Gleocapsa. Selain itu juga ada Anabaena azollae yang bersimbiosis dengan paku air Azolla pinnata.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria:
Karakteristik
|
Archaebacteria
|
Eubacteria
|
Peptidoglikan di dinding del
|
Tidak ada
|
Ada
|
Lipid membran
|
Hidrokarbon bercabang
|
Hidrokarbon tidak bercabang
|
RNA Polimerase
|
Beberapa jenis
|
Satu jenis
|
Respon terhadap antibiotic Streptomisin dan kloramfenikol
Intron (gen yang tidak diterjemahkan)
|
Pertumbuhan tidak terhambat
ada
|
Pertumbuhan terhambat
Tidak ada
|
Aspek
|
Archaebacteria
|
Eubacteria
|
Dinding sel
|
Tidak mengandung peptidoglikan, lipopolisakarida
|
Mengandung peptidoglikan
|
Membran lipid
|
Berbagai macam lipid
|
Fosfolipid
|
Membran sel
|
Polimer asam lemak gliserol yang dihubungkan dengan ikatan ester
|
Cabang rantai hidrokarbon dihubungkan dengan gliserol melalui ikatan ester dan tidak ditemukan rantai asam lemak
|
Sensitifitas Biokimia
|
Tidak sensitif terhadap antibiotik
|
Sensitif terhadap antibiotik
|
Habitat
|
Lingkungan yang ekstrem (Bersuhu tinggi/panas, asam)
|
Kosmopolitan(Dimana-mana, lingkungan biasa/normal)
|
Intron
|
Ada
|
Tidak ada
|
Ukuran
|
0,1 s.d. 15 mikron
|
0.5 s.d. 5 mikron
|
Reproduksi/Berkembang biak
|
Aseksual
|
Aseksual dan paraseksual
|
RNA Polimerase
|
Beberapa jenis
|
Satu jenis
|
Struktur Ribosom
|
Pengertian, Persamaan, dan Perbedaan Archaebacteria dan EubacteriaSama dengan organisme eukaryotik
|
Mempunyai struktur ribosom sendiri
|
Fungsi Flagel
|
Sebagai alat gerak
|
Sebagai alat gerak dan sistem sekresi
|
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. (2013). Arkea, [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Arkea. [30 September 2013]
Autis, Incos (2010).
Klasifikasi ArchaeBacteria, [Online].
Tersedia: http://incostig.blogspot.com/2010/11/klasifikasi-archaebacteria.html. [30 September 2013]
Maulana, putri. (2012). Archaebacteria (Archaea): Penegertian, Ciri-ciri, struktur Sel, dan Contoh, [Online]. Tersedia:
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/archaebacteria-archaea-pengertian-ciri-struktur-sel-contoh.html. [30 September 2013]
Purnomo, Sigit. (2012). Archaebacteria dan Eubacteria, [Online]. Tersedia: http:// zonemakalah.blogspot.com/2012/02/archaebacteria-dan-eubacteria.html. [30 September 2013]
Zona Pelajar. (2013). Ciri-Ciri, Bentuk dan Jenis Archaebacteria, [Online]. Tersedia: http://www.zonapelajar.com/2013/06/ciri-ciri-archaebacteria-bentuk-dan.html. [30 September 2013]
Sativa, Gita. (2010). Archaebacteria, [Online]. Tersedia:
http://id.scribd.com/doc/26659777/ archaebacteria. [30 September 2013]
Buku Saku Biologi SMA
By Kusnadi, S.Pd., M.Si, Soni Muhsinin, S.Si, Yayan Sanjaya, S.P., M.Si
Biologi SMA Superkomplet dan Paling Gampang
By Sri Komala, S.Si
BIOLOGI Interaktif Kls.X IPA
Get Success UN + SPMB Biolog