Faktor-Faktor Yang berhubungan dengan Kebiasaan Merokok Pada Pelajar kelas III SMA Negeri 1 Sakti Tahun 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lima agenda MDGs adalah Agenda ke-1 (Memberantas kemiskinan dan kelaparan), Agenda ke-4 (Menurunkan angka kematian anak), Agenda ke-5 (Meningkatkan kesehatan ibu), Agenda ke-6 (Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit lainnya), serta Agenda ke-7 (Melestarikan lingkungan hidup).
Sehat menurut WHO adalah segala bentuk kesehatan badan, rohani/mental dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat atau kelemahan-kelemahan (Wikipedia, 2012)
Merokok berbahaya karena dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti jantung dan kanker. Selain itu, asap rokok mengandung lebih kurang 4000 jenis bahan kimia beracun. Yang lebih buruk lagi, merokok tidak hanya berbahaya bagi si perokok, tetapi juga bagi bagi perokok pasif yang ikut menghirup asap rokok. Merokok juga berbahaya karena nikotin yang terdapat dalam rokok dapat menyebabkan ketagihan. (Suryoprajogo,2009 )
Prevalensi penduduk yang merokok pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 32,2 persen dan pada penduduk laki-laki umur 15 tahun ke atas sebanyak 54,1 persen. Prevalensi tertinggi pertama kali merokok pada umur 15-19 tahun (43,3 persen) dan sebesar 1,7 persen penduduk bahkan mulai merokok pertama kali pada umur 5-9 tahun. Menkes menghimbau para Gubernur untuk segera mengeluarkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di wilayah kerja masing-masing untuk bisa mengurangi jumlah perokok. (Shinta, 2011)
Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan abngsa yang akandatang ditentukan pada keadaan remaja yang berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi kesehatan ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang kreatif dan produktif sesuai dengan tahap perkembangannya. Oleh karena itu pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja menjadi sanagt penting untuk menilai keadaan remaja. (Ariani, 2010)
Prevalensi penduduk yang merokok pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 32,2 persen dan pada penduduk laki-laki umur 15 tahun ke atas sebanyak 54,1 persen. Prevalensi tertinggi pertama kali merokok pada umur 15-19 tahun (43,3 persen) dan sebesar 1,7 persen penduduk bahkan mulai merokok pertama kali pada umur 5-9 tahun. Menkes menghimbau para Gubernur untuk segera mengeluarkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di wilayah kerja masing-masing untuk bisa mengurangi jumlah perokok. (Shinta, 2011)
Lima agenda MDGs adalah Agenda ke-1 (Memberantas kemiskinan dan kelaparan), Agenda ke-4 (Menurunkan angka kematian anak), Agenda ke-5 (Meningkatkan kesehatan ibu), Agenda ke-6 (Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit lainnya), serta Agenda ke-7 (Melestarikan lingkungan hidup).
Lima agenda MDGs adalah Agenda ke-1 (Memberantas kemiskinan dan kelaparan), Agenda ke-4 (Menurunkan angka kematian anak), Agenda ke-5 (Meningkatkan kesehatan ibu), Agenda ke-6 (Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit lainnya), serta Agenda ke-7 (Melestarikan lingkungan hidup).
Yang sudah pasti rokok adalah sumber kemiskinan dan kontra pencapaian MDGs: karena cukai rokok yang dibanggakan itu sebenarnya dibebankan kepada perokok, dan malah menjadi pengeluaran terbesar kedua setelah beras, terutama di rumah tangga miskin. Selain itu juga penyakit akibat merokok atau menghisap asap rokok orang lain memiliki beban nilai yang dapat mencapai 5 kali lipat nilai cukai yang masuk. Rakyat yang sakit tidak mungkin dapat memaksimalkan produktivitasnya. Ini juga menjadi beban negara dan upaya boikot bagi pencapaian MDGs Indonesia. (Kompasiana, 2012)
Merokok berbahaya karena dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti jantung dan kanker. Selain itu, asap rokok mengandung lebih kurang 4000 jenis bahan kimia beracun. Yang lebih buruk lagi, merokok tidak hanya berbahaya bagi si perokok, tetapi juga bagi bagi perokok pasif yang ikut menghirup asap rokok. Merokok juga berbahaya karena nikotin yang terdapat dalam rokok dapat menyebabkan ketagihan.(Suryoprajogo,2009 )
Rokok telah menjadi salah satu penyebab kematiaan terbesar di dunia. Menurut WHO, diduga hingga menjelang tahun 2030 kematian akibat merokok akan mencapai 10 juta orang per tahun, dan 70% kematiaan yang di sebabkan oleh rokok terjadi terjadi di negara-negara berkembang meningkat sebanyak 2,1% per tahun. Sedangkan di negara-negara maju justru turun 1,1% per tahun. WHO memperkirakan 1,1 milyar penduduk dunia adalah perokokdan 800 juta di antaranya terdapat di negara berkembang. (Aryani, 2010)
Rokok yang diisap di dunia mencapai 15 miliar batang setiap harinya. Indonesia menduduki peringkat ke-5 dalam konsumsi rokok di dunia. Data terakhir yang dipublikasikan WHO tahun 2002 menyebutkan bahwa indonesia setiap tahunya mengonsumsi 215 miliar batang rokok, nomor 5 di dunia setelah Cina ( 1.643 miliar batang ), Amerika serikat ( 451 miliar batang ), Jepang ( 328 miliar batang ), dan Rusia ( 258 miliar batang ), Menurut Bank Dunia, konsumsi indonesia sekitar 6,6 persen dari seluruh konsumsi dunia. (Aryani, 2010)
Hasil penelitian di Australia menunjukkan bahwa 70.000 orang mulai merokok setiap tahunnya pada usia 12-17 tahun ( Zhu dkk, 1999 ). Sedangkan menurut Sani ( 2005 ), dari hasil kajiannya di lombok dan Jakarta, remaja mulai merokok sejak usia 15 tahun. Penggunaan berbagai jenis Napza tidak akan terlepas dari pengguna rokok; karena menurut Thoha (2006 ), jika mempunyai masalah yang tiodak terselesaikan, maka remaja yang akan merokok pada akhirnya akan menggunakan narkoba. (Aryani, 2010)
Merokok merupakan cara pelan-pelan untuk mati. Ketegangan-ketegangan yang terjadi pada tubuh anda oleh karena merokok menimbulkan penderitaan jangka panjang .(Wasis, 2009)
Dari data WHO di atas, Indonesia dinobat sebagai negara dengan konsumsi rokok terbesar nomor 3 setelah China dan India dan diatas Rusia dan Amerika Serikat. Padahal dari jumlah penduduk, Indonesia berada di posisi ke-4 yakni setelah China, India dan Amerika Serikat. Berbeda dengan jumlah perokok Amerika yang cenderung menurun, jumlah perokok Indonesia justru bertambah dalam 9 tahun terakhir. Pertumbuhan rokok Indonesia pada periode 2000-2008 adalah 0.9 % per tahun. (Wordpress, 2009)
Setiap tahun, sekitar 250.000 orang indonesia mati oleh penyakit akibat merokok. Satu dari dua perokok seumur hidup akan mati karena kebiasaannya. Separuh dari kematian ini akan terjadi akan terjadi di usia setengah baya.(wasis, 2009)
Jumlah remaja perokok setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Menurut Depkes RI (2006), sebesar 35% penduduk umur 15 tahun ke atas merokok (tiap hari dan kadang-kadang). Dibandingkan susenas 2001 dan 2003, terjadi peningkatan sebesar 3%. Persentase perilaku merokok pada laki-laki konstan tinggi, yaitu 63% pada tahun 2001,2003, dan 2004. Pada perempuan jauh lebih rendah, namun ada peningkatan dari 1,4% pada tahun 2001 menjadi 1,7% pada tahun 2003, dan 4,5% pada tahun 2004. (Aryani, 2010)
Jumlah perokok Indonesia sekitar 27.6%. Artinya, setiap 4 orang Indonesia, terdapat seorang perokok. Angka persentase ini jauh lebih besar daripada Amerika saat ini yakni hanya sekitar 19% atau hanya ada seorang perokok dari tiap 5 orang Amerika. Perlu diketahui bahwa pada tahun 1965, jumlah perokok Amerika Serikat adalah 42% dari penduduknya. Melalui program edukasi dan meningkatkan kesadaran untuk hidup sehat tanpa rokok (pelarangan iklan rokok di TV dan radio nasional), selama 40 tahun lebih Amerika berhasil mengurangi jumlah perokok dari 42% hingga kurang dari 20% di tahun 2008 ini. (Wordpress, 2009)
Sesungguhnya, dampak rokok sangat dirasakan oleh masyarakat miskin dari pada orang kaya. Orang miskin akan jauh lebih rentan terserang penyakit (oleh rokok) daripada orang kaya. Dan secara tidak sadar, rokok merupakan salah satu faktor “jeratan setan kemiskinan” di masyarakat kita. Orang miskin (penghasilan keluarga < 1 juta per bulan) harus menghabiskan porsi yang besar penghasilannya untuk membeli rokok. Tidak sedikit mereka bahkan menghabiskan 1/4 penghasilan hanya untuk membeli 1-2 bungkus roko per hari (atau Rp 240.000 hingga Rp 480.000 per bulan). (Wordpress, 2009)
Bagi remaja perokok, merokok akan mengakibatkan penyakit yang berbahaya. Uang saku yang diberikan oleh orang tua habis digunakan oleh remaja untuk membeli rokok. Ketika sakit, maka ia tidak akan bisa sekolah. Anak-anak remaja yang sedang sekolah atau melanjutkan studi akan kesulitan biaya. Si keluarga harus mengeluarkan biaya ekstra untuk pengobatan si remaja. Dengan kondisi seperti ini, maka sangat mungkin si anak (remaja) tidak bisa melanjutkan studi. (Wordpress, 2009)
Terdapat berbagai macam alasan yang melatarbelakangi perilaku merokok pada remaja. Secara umum, perilaku merokok disebabkan faktor dalam diri juga disebabkan faktor lingkungan. Faktor dalam diri remaja dapat dilihat dari kajian perkembangan remaja, yaitu krisis psikososial dari Erikson yang mengatakan bahwa masa remaja adalah masa mencari jati dirinya. Perilaku merokok merupakan simbol bahwa mereka telah matang, punya kekuatan, bisa menjadi pemimpin dan memiliki daya tarik pada lawan jenis. Adanya faktor kepuasan psikologi yang diperoleh dari merokok yaitu berupa keyakinan dan perasaan menyenangkan dapat membuat perilaku ini semakin kuat. Faktor dari lingkungan adalah pihak-pihak yang berpengaruh besar dalam proses sosial. Proses ini meliputi transmisi nilai, kepercayaan, sikap dan perilaku yang diturunkan. Walaupun orangtua memiliki peranan dalam proses sosial, namun ada kelompok yang memiliki memiliki transmisi sosial secara horisontal yaitu teman sebaya. (Agus, 2010)
Berdasarkan data yang penulis dapatkan pada pelajar di SMA Negeri I Sakti didapatkan jumlah seluruh siswa dari kelas 1 sampai kelas 3 berjumlah 1161 siswa dengan jumlah siswa perempuan sebanyak 498 siswa dan jumlah siswa laki-laki 663 siswa. Sedangkan jumlah seluruh siswa kelas III yaitu 344 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 145 orang siswa dan jumlah siswa perempuan 199 siswa.
Dari survey awal yang penulis lakukan pada tanggal 21 September pada beberapa orang siswa kelas III, dari 10 orang siswa ternyata 6 orang tersebut mengatakan mereka merokok, namun ada beberapa orang siswa mengatakan hanya merokok sesekali saat mereka kumpul dengan teman-temannya.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana “Faktor-Faktor Yang berhubungan dengan Kebiasaan Merokok Pada Pelajar kelas III SMA Negeri 1 Sakti Tahun 2012”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah yang di angkat adalah “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan merokok pada siswa kelas III SMA Negeri 1 Sakti tahun 2012”
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.3.1 Bagaimana Faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan merokok pada siswa kelas III SMA Negeri 1 Sakti tahun 2012 ditinjau dari penagruh teman ?
1.3.2 Bagaimana Faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan merokok pada siswa kelas III SMA Negeri 1 Sakti tahun 2012 ditinjau dari pengaruh orang tua?
1.3.3 Bagaimana Faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan merokok pada siswa kelas III SMA Negeri 1 Sakti tahun 2012 ditinjau dari iklan?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan merokok pada siswa kelas III SMA Negeri 1 Sakti.
1.4.2 Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengankebiasaan merokok pada siswa kelas III berdasarkan pengaruh teman di SMA Negeri 1 Sakti tahun2012.
b. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan merokok pada siswa kelas III berdasarkan pengaruh orang tua di SMA Negeri 1 Sakti tahun 2012.
c. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengankebiasaan merokok pada siswa kelas III berdasarkan pengaruh iklan di SMA Negeri 1 Sakti.
1.5 ManfaatPenelitian
Manfaat yang dapat penulis ambil dari penelitian ini antara lain :
1.5.1 Bagi peneliti
Memperdalam pengetahuan dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh kedalam lingkungan penelitian, serta memberi pengalaman dalam penelitian selanjutnya.
1.5.2 Bagi institusi pendidikan
Di harapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dan acuan bagi ilmu pendidikan.
1.5.3 Bagi tempat penelitian
Menjadi referensi khususnya mengenai penyebab remaja merokok dan menambah bahan bacaan di pustaka.
1.5.4 Bagi responden
Dapat menambah wawasan untuk mengetahui tentang bahayanya merokok.
1.6 Ruang lingkup
Mengingat keterbatasan biaya dan luasnya permasalahan maka penulis melakukan sebagai ruang lingkupnya pada pada Faktor-faktor yang berhubungan dengankebiasaan merokok pada pelajar Kelas III SMA Negeri 1 Sakti ditinjau dari pengaruh teman, pengaruh orang tua, dan sumber informasi Tahun 2012.
UNTUK FILE LENGKAP
SILAHKAN DOWNLOAD