KOLOID DAN PENGERTIAN KOLOID
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keberadaannya terletak antara suspesi dan larutan. Contohnya susu kental manis. Ada dua cara pembuatan koloid , yaitu cara kondensasi dan cara dispensi. Pada cara kondensasi partikel melokeler dikondensasikan menjadi partikel dengan ukuran koloid. Pada cara dispersasi bahan dalam bentuk kasar dihaluskan kemudian didispersasikan kedalam medium perdispersinya. Contohnya pada pembuatan agar-agar dan pencampuran larutan detergen dengan air dan minyak tanah.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pembuatan koloid adalah untuk mengetahui cara pembuatan koloid secara dispersi.
1.3. Permasalahan
Gel agar-agar tidak akan terbentuk apabila serbuk agar-agar yang dicampur dengan aguadest tidak dipanaskan dan kemudian didinginkan dan pada pencampuran air dan minyak tanah, keduanya tidak akan menyatu kalau tidak ditambahkan larutan detergen sebagai pengemulsinya.
1.4. Ruang lingkup
Percobaan pembuatan koloid dilakukan di laboratorium MIPA (Kimia, Fisika dan Biologi) yang berada dibiro lama UNIGHA , yaitu dijalan rawa Sigli. Percobaan ini berada pada kondisi ruangan + 25˚ C dan tekanan 1 atm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keberadaannya terletak antara suspensi dan larutan. Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Cara Kondensasi
Pada pembuatan koloid dengan cara kondensasi partikel larutan sejati yang terdiri atas melekul-melekul atau ion diubah menjadi partikel koloid, cara kondensasi dilakukan dengan reaksi kimia sebagai berikut :
a. Reaksi Hidrolisis
Bila larutan pekat suatu garam seperti FeCl3 ditambah air panas secara perlahan-lahan, maka akan terhidrolisis sebagai berikut :
FeCl3 + 3 H2O Fe (OH )3 + 3 HCl
Air panas ditambahkan sampai terbentuk sol Fe (OH )3 yang stabil .
b. Reaksi Pengendapan
c. Reaksi Oksidasi-Reduksi
d. Pergantian Pelarut
Larutan resin didalam alkohol diteteskan kedalam air, resin akan menjadi koloid. Contoh lain adalah larutan asetat jenuh dituangkan kedalam alkohol, maka akan terbentuk gel.
2. Cara Dispersi
Pada pembuatan koloid dengan cara dispersi, partikel kasar dihaluskan menjadi partikel ukuran koloid, dengan cara sebagai berikut :
a. Cara Mekanik
Yaitu dengan cara partikel kasar dihaluskan dalam penggiling koloid, kemudian didispersikan kedalam medium pendispersinya yaitu zat cair, contoh penggunaan cara mekanik adalah pada pembuatan koloid karbon untuk tinta.
b. Cara Bredig
Sol logam seperti sol emas dan platina dalam air dibuat dengan cara bredig, kawat logam tersebut dijadikan elektrolik dan dimasukkan kedalam air kemudian dialiri listrik.
c. Cara Peptisasi
Cara ini dilakukan dengan mengocok endapan koloid didalam medium pendispersinya sambil menambahkan zat peptisasi yang dapat memecah partikel kasar menjadi koloid. Contohnya pada pembuatan gel agar –agar dimasak dengan air menjadi gel agar-agar.
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa kestabilan partikel koloid dapat tergangu oleh adanya ion-ion. Ion-ion pengganggu kestabilan koloid dapat dihilangkan dengan cara dialisis. Apabila kestabilan koloid tergannggu maka partikel-partikel koloid tersebut bergabung satu sama lain membentuk endapan. Pengendapan koloid disebut koagulasi atau penggumpalan. Koagulasi dapat terjadi dengan cara kimia dan cara mekanik. Cara mekanik biasanya dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengaduan.
Karet alam merupakan sol karet. Penggumpalan karet akan terjadi bila lateks diberi asam semut atau asam cuka. Pada industri yang memproduksi sarung karet untuk kes hatan, maka sol itu akan menghasilkan ketebalan karet yang tepat.
Untuk menyediakan air bagi keperluan sehari-hari dikota-kota, maka air sungai atau air dari sumber lainnya yang kotor harus dibersihkan terlebih dahulu. Pengolahan air bersih ini didasarkan pada sifat-sifat koloid yaitu koagulasi.
Jenis-jenis dispersi sistem koloid
Ada delapan jenis dispersi sistem sistem koloid, yaitu :
No Jenis Nama Contoh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Gas dalam zat cair
Gas dalam zat padat
Cair dalam gas
Cair dalam cair
Cair dalam padat
Padat dalam gas
Padat dalam cair
Padat dalam padat Buih atau busa
Busa padat
Aerosol cair
Emulsi
Emulsi padat
Aerosol padat
Sol
Sol padat Buih sabun,buih krim
Stiropoam,karet busa,batu apung
Kabut,awan
Susu,mayones,margarin,
Keju,jelly
Asap, debu diudara
Tinta cina
Karet gelang,karet roda
Susu merupakan salah satu sistem koloid yang tergolong emulsi. Susu terdiri dari minyak sebagai zat terdispersi, air sebagai medium pendispersi dan kasein (sejenis protein) sebagai zat pengemulsi.Zat yang berfungsi sebagai pengemulsi disebut emulgator. Mayones merupakan emulsi minyak dalam air dengan kuning telur sebagai emulgatornya. Busa telur yang dibuat dengan mengocok putih telur merupakan sistem koloid gas dalam zat cair. Obat-obatan ataupun penisilin diduah dalam bentuk koloid sehingga dapat disuntikkan kedalam tubuh. Cat merupakan suatu sistem koloid dari zat padat yang terdispersi dalam medium cair.
Sifat-Sifat Koloid
Koloid mempunyai sifat khas yaitu efek Tyndall dan gerak Brown
1. Efek Tyndall
Dengan menggunakan lampu senter yang diarahkan keberbagai koloid, efek Tyndall dapat dilihat dengan jelas . Efek Tyndall pada koloid disebabkan hamburan sinar oleh partikel koloid. Sinar tersebut tampak akibat pemantulan sinar saat mengenai partikel koloid itu. Efek tyndall dapat digunakan untuk membedakan koloid dari larutan sejati, karena berkas cahaya yang melewati koloid dapat diawali dari arah samping.Sedangkan larutan sejati bersifat meneruskan cahaya (transparant)
2. Gerak Brown
Jika koloid dilihat dengan mikroskop ultra akan tampak partikel-partikel koloid bergerak secara acak . Gerakan partikel koloid didalam mediumnya ini disebut gerak Brown. Gerakan partikel itu disebabkan tabrakan antara molekul medium pendispersi dengan zat yang terdispersikan. Gerak Brown sekaligus merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Karena partikel koloid bergerak terus menerus maka gaya gravitasi dapat diimbangi sehingga tidak terjadi endapan.
Gerak Brown akan makin cepat jika suhu koloid dinaikkan. Karena semakin tinggi suhu energi kinetik molekul medium semakin kuat sehingga menghasilkan tumbuhan yang lebih kuat.
Berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya,maka sistem koloid dibedakan menjadi dua macam ,yaitu :
1. Koloid Liofil
Adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium pendispersinya. Peristiwa ini disebabkan gaya tarik antara partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya kuat.
2. Koloid Liofob
Adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya. Bila medium pendispersinya air, maka koloid disebut juga sebagai koloid hidrofil, sedangkan koloid liofob sdisebut sebagai koloid hidrofob.
Pemanfaatan sifat hidrofob dan hidrofil terlihat pada penggunaan detergen pada proses pencucian pakaian. Kotoran yang mempel pada pakaian seperti lemak dan minyak tidak larut dalam air. Proses pencucian bertujuan agar lemak dan minyak dapat teremulsi didalam air. Dengan bantuan detergen atau sabun,maka minyak akan tertarik oleh detergen. Kemampuan detergen menarik lemak ada minyak disebabkan pada molekul detergen terdapat ujung-ujung liofil yang larut dalam air dan ujung liofob yang berpegang erat pada lemak dan minyak.
Perbedaan dari sifat kedua koloid tersebut dapat terlihat pada tabel berikut :
No Sifat Sol Liofil Sol Liofob
1.
2.
3.
4.
5.
6. Daya adsorpsi terhadap medium
Efek Tyndall
Viskositas ( kekentalan)
Koagulasi
Lain-lain
Contoh Kuat, mudah mengabsorbsi mediumnya sehingga ukuran partikelnya dapat semakin besar.
Kurang jelas.
Lebih besar dari apad mediumnya.
Sukar terkoagulasi
Bersifat reversibel (bila sudah terkoagulasi dapat dengan mudah dijadikan koloid lagi)
Sabun,detergen,agar-agar, kanji gelatin Tidak mengasorsi mediumnya
Sangat jelas
Hampir sama dengan mediumnya
Mudah terkoagulasi ( kurang stabil)
Inreversibel ( bila sudah pengumpal,sukar di koloidkan kembali)
Sol logam,darah,sol Fe(OH)3
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Alat
- Tabung Reaksi
- Gelas ukur
- Rak tabung
- Penjepit
- Spanula
- Kaki tiga
- Lampu spiritus
2. Bahan
- Agar-agar
- Minyak tanah
- Larutan detergen
- Aquadest
3.2 Cara Kerja
1. Pembuatan sol/ gel agar-agar
Isilah tabung reaksi dengan aquadest hingga kira-kira sepertiga tabung. Tambahan 1 spatula agar-agardan aduk. Panaskan tabung beserta isinya sampai mendidih, dan itu berarti kita telah membuat sol agar-agar. Dinginkan campuran itu untuk memperoleh gel agar-agar.
2. Pembuatan Emulsi minyak dalam air
a. Masukkan kira-kira 5 ml air dan 1 ml minyak tanah kedalam tabung reaksi. Guncangkan tabung reaksi dengan keras. Kemudian letakkan tabung itu pada rak tabung. Perhatikan apa yang terjadi
b. Masukkan kira-kira 5 ml air dan 1 ml minyak tanah dan 1 ml larutan detergen ke dalam tabung lain. Guncangkan tabung dengan keras, kemudian letakkan tabung itu pada rak tabung. Perhatikan apa yang terjadi. Kita telah membuat emulsi minyak dalam air dengan detergen sebagai pengemulsinya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil
1. Pembuatan sol / gel agar-agar
Koloid ini terjadi secara dispersi, dimana agar-agar dipanaskan dengan aiir dan terbentuk sol. Sol merupakan sistem koloid yang partikel terdispersinya zat padat berada pada medium pendispersinya serbuk agar-agar dan medium pendispersinya.
2. Pencampuran air dan minyak
Pada pencampuran air dan minyak, air berada dibawah dan minyak diatasnya. Tidak menyatu air dengan minyak. Hal itu dikarenakan air dan minyak berbeda massa jenisnya walaupun keduanya merupakan zat cair.
3. Pencampuran air minyak dan larutan detergen
Larutan detergen mengemulsi minyak dalam air, sehingga larutan detergen dapat menyatukan minyak dan air dan larutan detergen mengemulsi dengan cara dispersi.
B. Pembahasan
• Pembuatan koloid cara dispersi yaitu partikel kasar dihaluskan menjadi partikel ukuran koloid dan kemudian didispersikan kedalam medium pendispersinya. Conyoh pada pembuatan sol/ gel agar-agar yaitu serbuk agar-agar yang didispersi oleh air menghasilkan gel.
• Sol merupakan sistem koloid yang partikel terdispersinya zat padat dan medium pendispersinya zat cair. Gel seperti pada gel agar-agar merupakan sol atau koloid yang setengah kaku
• Larutan mengemulsi minyak dalam air yaitu dimana larutan detergen dapat menyatukan minyak dengan air.
• Kemampuan detergen menarik minyak disebabkan pada molekul detergen terdapat ujung-ujung liofil yang dalam air dan ujung-ujung liofil yang berpegang erat pada minyk.Akibat gaya tarik menarik tersebut oleh molekul-molekul air yang mengikat kuat detergen.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari percobaan pembuatan koloid yaitu :
1. Pembuatan gel agar-agar terjadi secara dispersi, serbuk agar-agar menjadi partikel terdispersinya dan air sebagai medium pendispersinya. Gel/ sol merupakan sistem koloid yang partikel terdispersinya zat padat.
2. Pada pencampuran air dan minyak, keduanya tidak akan menyatu kalau tidak diberika larutan detergen sebagai pengemulsinya
3. Detergen sebagai pengemulsi dapat menyatukan air dan minyak. Hal itu disebabkan pada detergen terdapat ujungt-ujung liofil yang larut dalam air dan ujung liofil yang berpegang erat pada minyak.
4. Gel seperti pada gel agar-agar merupakan sol atau yang setengah kaku.
DAFTAR PUTAKA
Prabawa, Hadi, KMG. Ilmu Kimia SMU Kelas 2, Erlangga, Bandung.