Makalah - Makalah Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia akan membahas tentang Asal Mula Bahasa Indonesia, Proses Pengesahan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan dan Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia Sampai Saat Ini. Berikut Makalah Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Makalah Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 300 bahasa daerah. Hal ini dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau, sehingga terdiri atas banyak suku dan adat istiadat. Walaupun memiliki banyak bahasa daerah, Indonesia memiliki bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia lahir sebagai identitas bangsa Indonesia. Namun, pada era Globalisasi ini menyebabkan masuknya bahasa asing dan bahasa pergaulan yang digunakan masyarakat Indonesia saat ini. Tentu hal ini menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Masyarakat lebih memilih menggunakan bahasa pergaulan sebagai alat komunikasi sehari-hari.
Dengan demikian lambat laun, penggunaan bahasa baku menjadi berkurang. Untuk itu, kita sebagai masyarakat Indonesia, wajib melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Dalam melestarikan bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui sejarah dan asal-usul terbentuknya bahasa Indonesia itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam tulisan ini dijelaskan lebih rinci mengenai sejarah terbentuknya bahasa Indonesia sampai perkembangannya saat ini, termasuk perkembangan ejaannya. Download Lengkap Makalah Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Asal Mula Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah sebuah variasi dari bahasa Melayu. Dalam hal ini dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau, tetapi telahr mengalami perkembangan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan pada awal abad ke-20. Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup dan terus berkembang dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun melalui penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Pada zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 Masehi), bahasa Melayu (bahasa Melayu Kuno) dipakai sebagai bahasa kenegaraan. Hal itu dapat diketahui, dari empat prasasti berusia berdekatan yang ditemukan di Sumatra bagian selatan peninggalan kerajaan tersebut. Prasati tersebut di antaranya adalah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi).
Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Pada saat itu, bahasa Melayu yang digunakan bercampur kata-kata bahasa Sanskerta. Sebagai penguasa perdagangan, di Kepulauan Nusantara, para pedagangnya membuat orang-orang yang berniaga terpaksa menggunakan bahasa Melayu walaupun dengan cara kurang sempurna. Hal itu melahirkan berbagai varian lokal dan temporal pada bahasa Melayu yang secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti.
Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno di Jawa Tengah (berangka tahun abad ke-9) dan prasasti di dekat Bogor (Prasasti Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan penyebaran penggunaan bahasa itu di Pulau Jawa. Penemuan keping tembaga Laguna di dekat Manila, Pulau Luzon, berangka tahun 900 Masehi juga menunjukkan keterkaitan wilayah tersebut dengan Sriwijaya. Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi.
Penggunaanya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Kemudian, Malaka merupakan tempat bertemunya para nelayan dari berbagai negara dan mereka membuat sebuah kota serta mengembangkan bahasa mereka sendiri dengan mengambil kata-kata yang terbaik dari bahasa di sekitar daerah tersebut.
Kota Malaka yang posisinya sangat menguntungkan (strategis) menjadi bandar utama di kawasan Asia Tenggara. Bahasa Melayu menjadi bahasa yang paling sopan dan paling tepat di kawasa timur jauh. Ejaan resmi bahasa Melayu pertama kali disusun oleh Ch. A. van Ophuijsen yang dibantu oleh Moehammad Taib Soetan Ibrahim dan Nawawi Soetan Ma’moer yang dimuat dalam kitab Logat Melayu pada tahun 1801.
Proses Pengesahan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan
Pada zaman penjajahan Belanda pada awal abad-20, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda melihat pegawai pribumi memiliki kemampuan memahami bahasa Belanda yang sangat rendah. Hal itu yang menyebabkan pemerintah kolonial Belanda ingin menggunakan bahasa Melayu untuk mempermudah komunikasi, yakni dengan patokan bahasa Melayu Tinggi yang sudah mempunyai kitab-kitab rujukan.
Sarjana Belanda mulai membuat standarisasi bahasa, mereka mulai menyebarkan bahasa Melayu yang mengadopsi ejaan Van Ophusijen dari Kitab Logat Melayu. Penyebaran bahasa Melayu secara lebih luas lagi dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur (Komisi Bacaan Rakyat) pada tahun 1908.
Pada 1917 namanya diganti menjadi Balai Poestaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
Pada 16 Juni 1927, saat sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja Datoek Kajo pertama kalinya menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Di sinilah bahasa Indonesia mulai berkembang. Pada 28 Oktober 1928, Muhammad Yamin mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda.
Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia sampai Saat Ini
Ejaan merupakan keseluruhan aturan atau tata cara tuntuk menu I is suatu bahasa, baik yang menyangkut lambang bunyi, penulisan kata, penulisan kalimat, maupun penggunaan tanda baca. Ejaan bahasa Indonesia mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi mempunyai tujuan untuk penyempurnaan. Setelah diresmikannya bahasa Melayu oleh van Ohuijsen, yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia hingga ditetapkan sebagai bahasa persatuan, muncul ejaan-ejaan baru, yakni sebagai berikut.
A. Ejaan Republik
Ejaan Republik merupakan basil penyederhanaan Ejaan van Ophuysen. Ejaan Republik mulai berlaku pada 19 Maret 1947. Pada waktu itu yang menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia adalah Mr. Suwandi, maka ejaan tersebut dikenal pula atau dinamakan juga Ejaan Suwandi.
Ejaan Repulik merupakan suatu uSaha perwujudan dari Kongres Bahasa Indonesia di Surakarta, Jawa Tengah, tahun 1938 yang menghasilkan suatu keputusan penyusunan kamus istilah.
B. Ejaan Pembaharuan
Ejaan Pemabaharuan merupakan suatu ejaan yang direncanakan untuk memperbaharui Ejaan Republik. Penyusunan ejaan ini dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia.
Konsep Ejaan Pembaharuan yang telah berhasil disusun itu dikenal dengan sebuah nama yang diambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai panitia ejaan itu, Dalam hal ini Profesor Prijono dan E. Katoppo.
Pada tahun 1957 panitia itu berhasil merumuskan patokan- patokan ejaan baru. Akan tetapi, hasil kerja panitia tersebut tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan itu pun belum pernah diberlakukan.
C. Ejaan Melindo
Ejaan Melindo (Melayu- Indonesia) merupakan hasil perumusan ejaan Melayu dan Indonesia pada tahun 1959. Perumusan Ejaan Melindo ini diavvali dengan diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun 1945, di Medan, Sumatera Utara. Bentuk rumusan Ejaan Melindo merupakan bentuk penyempurnaan dari ejaan sebelumnya.
Namun, Ejaan Melindo ini belum sempat dipergunakan karena pada masa-masa itu terjadi konfrontasi antara negara kita Republik Indonesia dengan pihak Malaysia.
Hal yang berbeda adalah bahwa di dalam Ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c menjadi cinta, juga gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf Nc, yang sama sekali masih baru. Dalam Ejaan Pembaharuan kedua gabungan konsonan itu diganti dengan ts dan n.
D. Ejaan Baru (Ejaan LBK)
Ejaan Baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri atas panitia Ejaan LBK, dan juga panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas Dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No. 062/67, 19 September 1967.
E. Ejaan yang Disempurnakan
Pada waktu pidato kenegaraan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdakan Republik Indonesia XXVII, 17 Agustus 1972 diresmikanlah pemakaikan ejaan baru untuk bahasa Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia.
Dengan Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972, ejaan tersebut dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Ejaan itu merupakan hasil yang dicapai oleh kerja panitia ejaan bahasa Indonesia yang telah dibentuk pada tahun 1966. Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan ini merupakan penyederhanaan serta penyempurnaan Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik yang dipakai sejak Maret 1947.
F. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
Zaman terus berubah, teknologi terus berkembang, dan bahasa pun terns menyesuaikan perubahan. Masyarakat yang kritis terns mendesak Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk segera merevisi pedoman EYD sehingga muncul PU EBI sebagai bentuk jawaban atas kritikan yang diterima.
Selanjutnya EYD berubah menjadi EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) sebagai pedoman umum sejak akhir 2015 silam. Perubahan yang dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia ini, berlandaskan Peraturan Menteri dan Kebudayaan Rl Nomor 50 Tahun 2015.
Kesimpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup yang terus berkembang dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun melalui penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Pada abad keM5 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi.
Pada zaman penjajahan Belanda pada awal abad - 20, pemerintah kolonial Belanda ingin menggunakan bahasa Melayu untuk mempermudah komunikasi dengan berpatokan pada bahasa Melayu Tinggi yang sudah mempunyai kitab - kitab rujukan. Pada 16 Juni 1927 dalam sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja Datoek Kajo pertama kalinya menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Di sinilah bahasa Indonesia mulai berkembang. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda.
Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan, ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945. Pada Bab XV, Pasal 36, ditetapkan secara sah bahwa bahasa Indonesia ialah bahasa negara. Selanjutnya, sehubungan dengan perkembangan ejaan, setelah bahasa Melayu ditetapkan menjadi bahasa Indonesia, yakni muncul Ejaan Republik, Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, Ejaan LBK, Ejaan yang disempurnakan, dan EBI.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Ridiawan. 2012. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia mulai Ejaan dan Ophusyen hingga EYD. http://ridiawan. blogspot. co. id/2012/02/perkembangan-ejaanbahasa-indonesia.html?m=1 13 September 2017 (14:23).
Excellent Translation. 2017. EYD Berubah Menjadi EBI Sebagai Pedoman Umum. https://jasa-translate.com/eyd-berubah-menjadi-ebi-sebagai-pedoman-umum/. 23 September 2017 (18:38).
Gunawan, Heri Indra. 2016. Isi Konggres Bahasa Indonesia I sampai X. http://www.gurungapak. com/2016/05/konggres-bahasa-indonesia. html. 11 September 2017 (15:09).
Sukartha, I Nengah, dkk.2010. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan Tinggi. Bali : Udayana University Press.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2016. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). https://pbsiikipgunungsitoli. blogspot. co. id/2016/12/ejaan-bahasa-indonesiaebi. html?m=l. 23 September 2017 (19:15).
Wikipedia. Bahasa Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia. 11 September 2017 (14:52).
Download Makalah Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pdf